Berlokasi di Dusun Tanggulrejo Dagang Desa Tanggulrejo, Masjid Nurul Hidayah rutin mengadakan kegiatan buka bersama selama bulan ramadhan sama seperti masjid lain pada umumnya, namun dengan mempertahankan budaya lengseran. Budaya makan bersama di waktu buka puasa menggunakan talam atau nampan berbentuk bundar yang orang sekitar sebut dengan “lengser”. 

Budaya buka bersama ini diikuti oleh semua kalangan dari mulai anak-anak sampai bapak-bapak. Dengan tujuan untuk meningkatkan silaturrahmi antar sesama, juga untuk lebih meramaikan masjid.

“Disini budayanya seperti itu (lengseran) karena jumlah warganya tidak banyak. Kalau dibuat bingkisan, setelah bukber bisa-bisa langsung pulang semua, masjid sepi” ujar Muhammad Subhi selaku Ketua Takmir Masjid Nurul Hidayah Dagangrejo.

“dibuat lengseran supaya setelah buka orang-orang bisa langsung shalat maghrib berjamaah di masjid” imbuh Muhammad Subhi.

Hidangan lengseran merupakan bentuk sumbangsih dari warga. Dimana sebelum bulan Ramadhan tiba, takmir masjid Nurul Hidayah akan mendata siapa saja warganya yang bersedia bersedekah makanan untuk buka bersama di masjid. Warga yang bersedia tersebut kemudian dibagikan lebih kurang 10 lengser untuk di isi dengan nasi beserta lauk pauknya.

“kebanyakan warga biasanya masak sendiri. Tapi ada juga yang menitipkan uang ke takmir untuk dibelikan nasinya langsung di lengser” ujar Muhammad Subhi.

Budaya ini sudah berjalan di masjid Nurul Hidayah Dagangrejo sejak 5 tahun yang lalu. Sempat terhalang akibat pandemi Covid 19, namun akhirnya tetap dapat dilaksanakan  dengan beberapa penyesuaian. Diantaranya makanan yang biasa berupa nasi dan lauk pauk dirubah ketentuannya oleh takmir setempat berupa suguhan jajanan pasar atau lain-lain yang sifatnya bisa dibagikan per-orang supaya meminimalsisir kontak antar sesama. Kini setelah pandemi mereda, budaya lengseran bisa berjalan kembali seperti semula.